Selamat Idul Fitri 1442H
“Allahu akbar allahu akbar, la ilaha illallah wallahu akbar alllahu akbar walillahil hamd"
Pada tanggal 1 syawal, mulai berakhirnya puasa ramadhan, kemudian setiap muslim akan merayakan idul fitri. Mulai dari awal pagi hari melaksanakan sholat idul fitri, disunnahkan melaksanakan sholat idul fitri di tanah lapang atau bahkan dijalan raya (terutama di kota besar).
Sebelum melaksanakan sholat idul fitri, imam akan mengingatkan siapa yang belum membayar zakat fitrah, sebab kalau selesai sholat idul fitri, baru membayar zakatnya maka hukumnya berubah menjadi sedekah biasa bukan zakat. Adapun hukum dari sholat idul fitri adalah sunnah muakad.
Pada malam hari sebelum dan sesudah hari raya, umat muslim disunahkan mengumandangkan takbir. Yaitu :
“Allahu akbar allahu akbar, la ilaha illallah wallahu akbar alllahu akbar walillahil hamd”
Barulah kita maaf-maafan kepada orang-orang disekitar, dengan orangtua, dengan kerabat dan dengan siapapun. Taqoballahu minna wa minkum (Semoga Allah menerima amal kami dan kalian).
Nah secara psikologi, memaafkan itu punya manfaat yang luarbiasa. Memaafkan adalah proses melepaskan rasa nyeri, kemarahan dan dendam yang disebabkan oleh setiap orang. Memaafkan adalah state of mind yang melibatkan pikiran, perasaan dan tindakan tertentu.
Memaafkan adalah pengalaman yang berpindah dari suatu momen ke momen lain. Memaafkan tidak hanya mengenyahkan energi negatif tapi juga menggerakkan ke perasaan yang positif.
Memaafkan juga melampaui :
1. Menerima apa yang sedang terjadi
Untuk memaafkam perlu ada sikap menerima atas apa yang terjadi. Menerima kenyataan dibarengi dengan pemahaman yang lengkap tentang apa yang terjadi.
2. Menunda Kemarahan
Memaafkan bukan berarti kita menunda kemarahan. Memaafkan berarti membolehkan diri sendiri merasa marah, bukan menundanya, namun juga pada saat yang sama, mampu mengelola emosi marah itu sehingga kita tidak berada dalam kendalinya.
3. Bersikap Netral Kepada Oranglain
Wajar jika seseorang memiliki sikap negative ketika ia disakiti oleh orang lain. Memaafkan bukan hanya mengalihkan dari sikap negative ke netral. Memaafkan akan mengalihkan kita dari sekedar netral ke sikap kasih pada orang lain.
4. Membuat Diri Merasa Lebih Baik
Mengelola diri hingga mampu merasakan nyaman tidak serta merta sama dengan memaafkan. Memaafkan bukanlah memaklumi, melupakan, atau membenarkan apa yang orang lain lakukan.
Siapakah yang harus dimaafkan?
- Tuhan
- Nabi
- Diri sendiri
- Orang tua
- Saudara
- Suami/ istri
- Sahabat
- Pacar
- Anak, dll.
Alasan seseorang tidak memaafkan bisa saja salah satu dari hal dibawah ini :
- Mendapatkan simpati dan perhatian dari sekeliling
- Menunjukkan bahwa secara moral ia benar dan pelaku salah
- Melakukan pembenaran atas kemarahan yang terjadi
- Memaafkan sama saja menjadi pecundang
- Memaafkan adalah bentuk dari ketidakmampuan membela hak
- Memaafkan adalah memberi keuntungan kepada si pelaku sehingga pelaku akan berbuat lagi
Memaafkan bukanlah sebuah keharusan
Dalam kitab suci beragam agama juga tidak terdapat keharusan untuk memaafkan. Yang ada adalah anjuran tentang manfaat yang akan diperoleh jika seseorang memaafkan. Riset- riset yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa orang yang memaafkan:
- Tekanan darah menjadi normal
- Stressnya berkurang
- Memiliki keterampilan mengelola amarah dengan lebih baik
- Resiko rendah atas penyalahgunaan narkoba dan alcohol
- Lebih bersahabat
- Hubungan yang lebih sehat
- Meningkatnya kesehatan jiwa dan raga, dll.
Nah inilah momentum yang tepat untuk kita saling memaafkan, saya pribadi pun mengucapkan “Mohon Maaf Lahir Batin” atas apa yang terjadi selama ini.
0 comments